Kritik
itu baik. Begitu kata teori. Kritik membuat pihak yang menerimanya tahu
kelemahan dirinya. Mengetahui kelemahan adalah modal untuk memperbaiki diri di
waktu mendatang. Namun, yang terjadi tak selalu demikian. Tak semua penerima
kritik menjadikan kritik sebagai batu tumpu untuk melompat memperbaiki diri.
Lebih banyak yang mereaksi kritik dengan pembelaan diri. Bahkan, ada yang sibuk
mencari-cari kelemahan pihak pengkritiknya agar dapat melancarkan kritik balik
yang lebih telak. Lalu, saling kritik itu berubah menjadi perdebatan sengit dan
negatif.
Saya akan mengisahkan pengalaman seorang asing yang menjadi fasilitator suatu pelatihan. Ia membandingkan karakter masyarakat dengan tingkat kemajuan bangsa. Ia mengambil perbandingan lima negara : Indonesia, Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan.
Menurutnya,
bangsa maju menjadikan masyarakatnya
berpikir positif. Masyarakat berpikiran positif membuat bangsa maju. Itu yang
terjadi di Singapura. Sebaliknya, bangsa tertinggal menjadikan masyarakatnya
menjadi pengkritik dan pengeluh. Masyarakat pengkritik dan pengeluh menjadikan
bangsanya tertinggal. Itu, kata orang tersebut, yang terjadi di Indonesia.
Berpikir
kritis dan selalu mengatakan kebenaran, sepahit apa pun, harus terus menjadi
bagian dari kita. Akan tetapi, kebiasaan gemar mengkritik harus kita ubah
menjadi kebiasaan mengapresiasi atau menghargai orang lain. Sekecil apa pun
kebaikan pihak lain tersebut. Hal itu dapat dimulai dari dalam keluarga
masing-masing. Semoga kita dapat mulai belajar menerapkan kebiasaan tersebut.
(Zaim Uchrowi, Republika, 31 Mei 2002, dengan
pengubahan)
1 komentar:
Tink's TiG (Tinium Tube) - Tao Tink
TiG (Tinium Tube). The apple watch series 6 titanium following are related words that I have already titanium chain described in this article, in the titanium hip TiG titanium wire and Tink's Tink: titanium cup Tink's TiG. I found the
Posting Komentar